Dihari yang panjang nan melelahkan, aku
melangkah bersama hati yang dipenuhi rasa putus. Entah hari ini
atau esok, aku hanya akan bangun lagi dan melalui hari yang silih berganti.
Harapan samar-samar, tawa kering. Semuanya berubah seiring berjalannya waktu.
Awan gelap dan tumpukan duri jelas, tak akan pernah ada hilangnya. Pernahkah
sekali saja kau mendengarkan tangisan sedih kita? Kita pernah memperjuangkannya
dan bertahan melaluinya tanpa henti.
Bahkan ketika kita berada dalam kegelapan sembari berjalan pada lorong yang
jauh itu, kita selalu bersama dan berpegangan tangan. Di ruang yang gelap,
sinar tunggal cahaya datang menepis celah hati kita. Dan aku hanya terus
berharap semoga ini akan segera bersinar terang. Mungkin jika aku hanya berdoa
dan terus berdoa, itu akan terpenuhi. Karena aku percaya dan menunggu sampai
semuanya terlihat jelas. Mengapa tak pernah ada jawabmu? Mengapa kau terus
menyembunyikannya tanpa kata? Bisakah sedikit saja kau mengatakan iya atau
tidak? Mungkin memang benar apa kata mereka. Memang sampai batas akhir pun aku
hanya akan bangun lagi dan melalui hari yang silih berganti. Sebatas menunggu
kepastian tanpa sebuah jawaban. Seperti itu dan seterusnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar