Senin, 16 Juni 2014

Permintaan maaf untuk seorang sahabat


Malam ini masih seperti biasanya. Terasa sepi dan menegangkan. Tidak ada hari yang aku lewati tanpa menegangkan. Ya menegangkan! Hidup ditengah-tengah pemilik rumah yang sangat bengis. Sebut saja dia ibu kos. Seorang janda paruh baya yang memiliki anak 3 dan beberapa cucu.
Sudah hampir setahun lamanya aku tidur ditempat yang hanya terdiri dari 4 kamar ini. memang enak tempatnya. Tapi neraka dalamnya. Bagaimana tidak? Kita semua bayar setiap semester, tapi peraturannya selalu saja ada. Gak boleh bawa temenlah, inilah, itulah. Aaahhhh! Aku muak!. Kalau saja aku tidak menyayangkan tempatnya yang enak ini, mungkin aku sudah pindah dari tempat ini sejak dulu.
Selang beberapa hari kemarin, beliau kesini. Dia mengatakan katanya akan ada peraturan baru tentang kos se-Lidah wetan. Memang sih, dari kemarin aku sudah melanggarnya. Aku tidak pernah bilang kalau ada temanku yang selalu nginap di sini. Aku nggak peduli. Bagiku yang penting aku bayar. Asalkan nggak melebihi batas seperti membawa teman laki-laki masuk, menurutku masih nggak apa-apa. Toh, kalau aku lihat dari beberapa kos tempat tinggal teman sekampusku, ibu kos mereka nggak ada masalah.
Seperti biasa malam ini sahabatku tidur di sini. Niatnya sih gitu. Aku nggak pengen bilang sama ibu kos. Tapi karena ngerasa nggak enak sama temen-temen yang lain, akhirnya mau nggak mau aku sms ibu kos.
“ Buk? Temen saya tidur disini semalam bagaimana? Soalnya kunci kosnya ikut kebawa temennya yang pulang…” begitulah aku meminta izin dari beliau. Tapi apa baasannya?
“ Jangan lo, ya dia suruh ambil kunci di ibu kosnya. Peraturan dari RT selain kos nggak boleh inap, nanti bias didenda. Nanti malam ibu kesana, tolong ya jangan.. makasih”
Rasanya pengen meledak ni kepala. Baru pertama kali aku meminta izin dari beliau tapi udah nggak di beri izin. Rasanya sudah malas mau ngomong lagi. Kulirik temanku yang sedang mainan hp itu. Aku minta maaf dan ngerasa nggak enak banget karena udah bilang sama ibu kos. Padahal hari-hari sebelumnya aku nggak pernah minta izin.
“ Untuk kamu, sahabatku penghuni gang 5, aku minta maaf ya? Seandainya tadi aku nggak ngomong sama ibu kos mungkin sekarang aku sudah tidur nyenyak di sampingmu malam ini… sekali lagi aku minta maaf “

Tidak ada komentar:

Posting Komentar