Aku sedikit tahu. Gadis bertubuh ramping itu
sebenarnya ingin merubah sifatnya. Tapi kenapa setiap kali melihat tingkah laku
serta ucapan dari kedua sahabatnya itu, sulit sekali untuknya merubah semua
sifat yang memang sedikit menjadi beban pikirannya selama ini. Kalau dulu dia
ibarat bunga yang tumbuh pada lingkungan yang paling bersih, sekarang inilah
tempatnya berputar menjadi lingkungan yang penuh dengan sampah. Kalau dulu
ibarat dia adalah bunga yang merekah paling indah, sekarang inilah saatnya menyamakan
dia dengan bunga yang layu karena kekeringan.
“Hanya merasa tidak pernah dianggap”. Itu saja
yang selalu ada dalam benaknya. Rasa iri selalu memenuhi isi hatinya. Entah itu
iri karena ada salah satu sahabatnya yang lebih ketimbang dirinya atau justru
sebaliknya.
Aku tahu apa yang membuatnya bersikap seperti
itu. Karena selalu tumbuh di lingkungan yang semua penghuninya rata-rata berada
di bawah tingkat keunggulannya, gadis itu belum mampu menyesuaikan diri. Dulu
ia selalu dikelilingi oleh orang-orang yang selalu memuji segala keunggulannya.
“ Kamu pintar sekali.
“,
“ Kamu cantik sekali,.” dan lain sebagainya
itulah yang kerap mereka katakan kepadanya. Dan sekarang semua itu telah
membuatnya jatuh ketika ada orang lain yang jauh lebih baik darinya.
“ Kamu itu sayangnya
kurang ……….
“ ……. Mu itu masih
lebih bagus dibandingkan…….. “. Wajah gadis itu menjadi masam seketika
mendengar ungkapan kedua sahabatnya. Ia selalu ingin lari dari kedua teman yang
bari dikenalnya itu. Tapi hatinya tidak mampu berbohong. Ikatan persahabatan
mereka terasa berharga untuknya.
Kemarin ketika terakhir kali aku bertemu
dengannya di masjid dekat rumah. Aku bertanya .
“ Tumben jam segini
udah kemasjid neng? Hehe”
Gadis itu menjawab dengan senyum hangat. “ Hanya sedang berusaha mencuci hati dari
rasa iri.. “
Tidak ada komentar:
Posting Komentar