Rabu, 11 Juni 2014

Gadis yang berusaha mencuci hatinya dari rasa iri.

Aku sedikit tahu. Gadis bertubuh ramping itu sebenarnya ingin merubah sifatnya. Tapi kenapa setiap kali melihat tingkah laku serta ucapan dari kedua sahabatnya itu, sulit sekali untuknya merubah semua sifat yang memang sedikit menjadi beban pikirannya selama ini. Kalau dulu dia ibarat bunga yang tumbuh pada lingkungan yang paling bersih, sekarang inilah tempatnya berputar menjadi lingkungan yang penuh dengan sampah. Kalau dulu ibarat dia adalah bunga yang merekah paling indah, sekarang inilah saatnya menyamakan dia dengan bunga yang layu karena kekeringan.
“Hanya merasa tidak pernah dianggap”. Itu saja yang selalu ada dalam benaknya. Rasa iri selalu memenuhi isi hatinya. Entah itu iri karena ada salah satu sahabatnya yang lebih ketimbang dirinya atau justru sebaliknya.
Aku tahu apa yang membuatnya bersikap seperti itu. Karena selalu tumbuh di lingkungan yang semua penghuninya rata-rata berada di bawah tingkat keunggulannya, gadis itu belum mampu menyesuaikan diri. Dulu ia selalu dikelilingi oleh orang-orang yang selalu memuji segala keunggulannya.
“ Kamu pintar sekali. “,
“ Kamu cantik sekali,.” dan lain sebagainya itulah yang kerap mereka katakan kepadanya. Dan sekarang semua itu telah membuatnya jatuh ketika ada orang lain yang jauh lebih baik darinya.
“ Kamu itu sayangnya kurang ……….
“ ……. Mu itu masih lebih bagus dibandingkan…….. “. Wajah gadis itu menjadi masam seketika mendengar ungkapan kedua sahabatnya. Ia selalu ingin lari dari kedua teman yang bari dikenalnya itu. Tapi hatinya tidak mampu berbohong. Ikatan persahabatan mereka terasa berharga untuknya.
Kemarin ketika terakhir kali aku bertemu dengannya di masjid dekat rumah. Aku bertanya .
“ Tumben jam segini udah kemasjid neng? Hehe”

Gadis itu menjawab dengan senyum hangat. “ Hanya sedang berusaha mencuci hati dari rasa iri.. “

Tidak ada komentar:

Posting Komentar